Tokoh pemuda di Kota Makassar Dirga Saputra angkat suara terkait maraknya Anak Jalanan (Anjal) serta Gelandangan dan Pengemis (Gepeng).
Keberadaan mereka kembali marak, sehingga dianggap meresahkan masyarakat dan pengendara yang melintas. Khususnya di sekitar wilayah Toddopuli, Jalan AP Pettarani, dan di Fly Over, Makassar.
“Anjal dan Gepeng sangat meresahkan karena mengganggu pengguna arus lalu lintas dan aktivitas orang,” kata Dirga kepada klikkiri.co. Senin, (8/8).
Dirga menilai bahwa Anjal dan Gepeng sebagai gambaran masalah sosial yang terjadi, bahkan menjadi wajah buruk Kota yang berjuluk “Kota Daeng” itu.
“Dan Pemerintah Kota Makassar khususnya dinas sosial sangat nggak becus mengurusi anak jalanan ini,” tegasnya.
Dinas sosial perlu mengambil langkah penanganan. Jika dibiarkan berlarut-larut, kata Dirga, dikhawatirkan akan bertambah parah dan menimbulkan masalah serius.
Menurutnya, Kepala Dinas Sosial Makassar tidak mengerti dan tak sanggup menjalankan tupoksi dinsos.
“Ini kepalanya Dinsos Makassar perlu diganti ini, tidak paham sepertinya dengan urusan sosial, karena urusan Anjal dan Gepeng ini sudah diatensi oleh berbagai pihak, mulai dari DPRD hingga wali kota,” tuturnya.
Predikat KLA Kota Makassar Dipertanyakan
Kota Makassar diangkat sebagai Kota Layak Anak (KLA). Apalagi KLA yang diterima adalah KLA kategori Nindya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Dirga mempertanyakan hal itu lantaran melihat kinerja Dinsos yang tidak memiliki progres yang dapat diapresiasi.
Sehingga, Dirga merasa ini tidak sesuai dengan fakta di lapangan, “Predikat tersebut hanya slogan saja, dan tidak berbanding lurus dengan fakta yang ada kita temukan di lapangan,” bebernya. (Rizal/Ikki)