Oleh: Muhammad Riadi/Juru Bicara INIMI
Panas terik di Jalan Toddopuli, Kecamatan Panakkukang, tak menyurutkan langkah Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, atau yang akrab disapa Daeng Tayang, saat mengunjungi lorong demi lorong.
Bukan sekadar silaturahmi, melainkan sebuah komitmen yang dibawanya untuk masyarakat Makassar.
Pada Selasa, 1 Oktober 2024, terlihat jelas antusiasme para ibu-ibu yang berkumpul mendengarkan paparan calon Wakil Walikota Makassar nomor urut 3 ini.
Ada yang berbeda dari kampanye yang dihadiri Daeng Tayang. Suasana kehangatan terasa, terlebih saat salah satu ibu-ibu dari lorong tersebut angkat bicara soal data penerima bantuan yang sering kali tidak tepat sasaran.
“Pak, banyak warga di sini yang seharusnya berhak menerima bantuan tapi justru tidak terdata,” ungkap seorang ibu dengan nada penuh harapan.
Daeng Tayang mendengarkan dengan seksama. Ini bukan kali pertama ia mendengar keluhan semacam itu, dan ia tahu bahwa masalah ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.
Ketika giliran berbicara, Ilham tak ragu menyampaikan komitmennya.
“Insya Allah, jika saya dan Ibu Indira diberi amanah, kami akan fokus pada perbaikan sistem pendataan. Penguatan digitalisasi akan menjadi langkah utama agar yang benar-benar berhak menerima bantuan dapat merasakannya,” ucapnya dengan tegas.
Janji ini bukan hanya sekadar kata-kata. Bagi Ilham, yang merupakan lulusan Teknik Sipil Internasional UI, sistem yang transparan dan terintegrasi secara digital akan mengubah segalanya.
Dalam pikirannya, pengelolaan data yang tepat bukan hanya soal memberikan bantuan, tetapi tentang menciptakan keadilan sosial.
Ia mengakui, banyak program bantuan sosial yang sering kali meleset dari sasaran akibat pendataan yang kurang akurat.
“Dengan digitalisasi, kita bisa meminimalisir kecurangan, meningkatkan akurasi, dan mempercepat penyaluran,” tambahnya.
Digitalisasi yang ditawarkan Ilham bukan sekadar wacana. Rencana besar ini mencakup sistem database terpadu yang memungkinkan pemerintah memantau data penerima secara real-time.
Warga yang layak akan terdata dengan baik, dan mereka yang tidak memenuhi syarat bisa dihindari dari daftar penerima bantuan.
“Tidak akan ada lagi penerima ganda, dan kita bisa memastikan bahwa setiap bantuan, baik itu uang tunai maupun sembako, tepat sasaran,” lanjutnya dengan optimisme.
Penguatan teknologi digital juga akan memangkas birokrasi yang berbelit. Proses pendaftaran dan penyaluran bantuan bisa dilakukan secara daring, sehingga lebih efisien dan transparan.
Bayangkan, masyarakat bisa memeriksa status bantuan melalui aplikasi, bahkan melaporkan jika ada ketidaksesuaian.
Daeng Tayang tak hanya menawarkan solusi, tapi juga harapan. Di tengah tantangan ekonomi yang kian pelik, komitmen pasangan ini untuk memperbaiki sistem pendataan penerima bantuan melalui digitalisasi memberi secercah harapan baru bagi masyarakat Makassar.