Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mulai merasakan fenomena ramainya permintaan pembiayaan alat berat dan mobil angkut oleh debitur korporasi, terutama dari sektor pertambangan.
Deputi Direktur MTF Albertus Hendi mengakui kondisi ini membawa perubahan proyeksi pembiayaan segmen fleet MTF secara keseluruhan menjadi lebih optimistis ketimbang rencana awal tahun, yang ketika itu hanya dipatok naik tipis ketimbang kinerja 2021.
“Fenomena ini membuat realisasi pembiayaan MTF khusus segmen fleet itu sudah di atas 150 persen dari target semester I/2022. Jadi buat segmen ini, bisa dikatakan MTF berpotensi tinggal ambil panen saja sampai akhir tahun nanti,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/6/2022).
Hendi menjelaskan strategi ini bukan berarti MTF menolak peluang baru, namun murni untuk mematuhi kebijakan internal terkait segmentasi penyaluran pembiayaan ke sektor tertentu yang telah diambil sejak awal tahun.
“Kebutuhan pembiayaan dari debitur eksisting saja begitu besar, jadi bisa terbayang bagaimana kebutuhan sektor tambang secara keseluruhan. Kebetulan kalau khusus untuk baru bara, MTF itu sudah sampai limit, sehingga dalam waktu dekat kami lebih terbuka ke debitur yang bermain di nikel, emas, atau bauksit, agar portofolio MTF terjadi diversifikasi,” tambah Hendi.
Sebagai gambaran, porsi pembiayaan fleet Mandiri Tunas Finance buat segmen korporasi, antara lain berupa pembiayaan alat berat dan truk, mobil operasional kantor, serta segala jenis mobil pengangkutan, selalu dipatok hanya mengambil porsi sekitar 20 persen dari total pembiayaan.
Tahun lalu, realisasinya mencapai Rp4 triliun dari total pembiayaan Rp20,5 triliun.
Adapun, target total pembiayaan MTF sepanjang tahun ini mencapai Rp24 triliun atau lebih, sehingga Hendi optimistis porsi segmen fleet bisa dengan mudah mencapai porsi maksimal atau berkisar Rp5 triliun.
Hendi mengungkap bahwa kebutuhan pembiayaan debitur yang bergiat di sektor tambang biasanya dipenuhi oleh beberapa leasing dan bank sekaligus.
Oleh sebab itu, di tengah fenomena peningkatan kebutuhan para debitur akan ekspansi, MTF terbuka untuk berbagi portofolio dengan leasing lain.
Terlebih, di tengah isu keterbatasan unit alat berat dan truk, lembaga pembiayaan mengambil peran penting buat para debitur kontraktor sektor tambang, sebab demi memastikan kepercayaan dari payor bahwa pemesanan unit benar-benar terlaksana, serta mencerminkan mereka mampu merealisasikan target produksi sesuai kontrak. (*)