Dalam pertemuan tersebut hadir para peserta seleksi calon Direksi dan Dewas BUMD Makassar yang gagal menjadi bagian dari perusahaan daerah itu.
Mereka adalah H M Busrah Abdullah, Fadly Anwar, Ayyub Absro SE Ak, Sulaiman ST, Hamin BE ST, Dr Ir Natsar Desi M Si.
Semuanya bersepakat untuk mengadukan hasil seleksi tersebut ke pihak Ombudsman Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam waktu dekat ini.
Busra Abdullah secara terang-terangan membeberkan bahwa dirinya tidak diwawancarai saat ikut seleksi direksi.
Ia sendiri merasa aneh. Padahal dirinya adalah seorang peserta tapi tak diwawancarai.
Malah, kata Busrah, ia dan panitia seleksi (Pansel) yang kebetulan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar M. Ansar hanya bernostalgia, ngobrol biasa soal masalalu.
“Langsung saja bilang ‘selesai’, saya bertanya berulang-ulang ‘kan saya belum diwawancarai?’,” kata Busrah kepada Tim Klik Kiri. Senin, (11/7).
Meski begitu, Mantan Pimpinan DPRD Makassar itu merasa bahwa hal ini adalah upaya untuk melihat BUMD Kota Makassar lebih baik.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sulaiman, bahwa upaya-upaya yang akan ditempuh tak lain adalah bagaimana BUMD tertata dengan baik agar diisi oleh orang-orang berkompeten.
Sementara itu, Natsar Desi berharap Wali Kota Makassar Danny Pomanto melakukan proses penataan direksi yang fer.
“Kita tidak mau ini dilakukan secara serampangan. Saya juga tidak diwawancarai, saya cuman ditanya-tanya soal kasus istri saya, ditakut-takuti lagi saya pak” katanya.
Pria berlatar belakang akademisi itu menambahkan bahwa sudah ada sekitar 15 orang calon Direksi dan Dewas memberikan dukungan moril pada gerakannya.
“Ada yang terbuka dan ada juga yang tertutup meminta namanya dirahasiakan,” bebernya (*)