Pondok Pesantren Darul Huffadh Tuju-Tuju Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, melaksanakan kesyukuran yang ke-47 tahun dari Penamatan dan Wisuda Santri/Wati, Minggu (7/8/2022).
Penamatan dan Wisuda Santri/Wati kali ini diikuti sekitar 400-an Santri/Wati, salah satunya Nur Azizah asal Kabupaten Sinjai.
Diketahui, Nur Azizah adalah putri dari Kepala Desa Turungan Baji, yang juga mengikuti Khotimat Hafalan 30 Juz.
Kelapa Desa Turungan Baji, Sabri, pun mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian putrinya tersebut
“Genap 2 tahun di Pesantren 77 Bone. Alhamdulillah dengan izin Allah sudah hafal 30 juz dan hari ini dikhotimat/ditamatkan. Mohon do’a kepada putri kami agar apa yang dihafal hari bisa tetap dipertahankan sampai akhir hayatnya,” tulisnya.
Atas pencapaian tersebut, masyarakat pun turut memberikan ucapan selamat dan do’a
“Barakallah… Adami aset ta di akhirat kelak dipasangkan mahkota emas. Semoga senantiasa dalam ridho dan lindungan Allah SWT. Aamiin,” tulis Samsuri Said.
“Tabarakallah anak Sholehah,” tulis Suhrah Hera.
“Alhamdulillah semoga berkah ilmunya tetap dipertahankan,” tulis Suriani.
Harumkan nama Bumi Panrita Kitta
Berbagai ahli mendefinisi Bumi Panrita Kitta adalah daerah yang memiliki ulama yang memahami kitab kuning dan mengajarkannya.
Selain itu, ulama yang memberikan keteladanan di lingkungan sekitarnya. Termasuk wilayah yang secara generatif memproduksi ulama.
Dari hasil penelitian berdasarkan landasan sosiologis antropologis, peneliti menemukan beberapa indikator terkait konseptual Bumi Panrita Kitta.
Pertama, masyarakat Sinjai mayoritas umat islam.
Kedua, masyarakat Sinjai kental dengan pengamalan agama. Ketiga, banyaknya tradisi siklus hidup manusia bercorak Islam yang dilaksanakan oleh masyarakat Sinjai. Seperti, kelahiran atau mabbakeka, mabbarasnji masuk rumah dan lainnya. (Wawan)